Minggu, 12 Desember 2010

Wabah atau KLB ( Kejadian Luar Biasa )

WABAH atau KLB ( Kejadian Luara Biasa )

KLB adalah terjadinya peningkatan jumlah kasus penyakit yang menimpa pada kelompok masyarakat tertentu, di daerah tertentu, dan selama periode waktu tertentu. KLB dalam lingkup kecil disebut outbreak sedangkan KLB dalam lingkup luas disebut epidemi (wabah).

Kriteria yang Menyebabkan Suatu Penyakit Dikatakan Wabah/KLB
Kriteria tentang KLB mengacu pada Keputusan Dirjen No. 451/9. Suatu kejadian dinyatakan luar biasa jika ada unsur:
1. Timbulnya suatu penyakit menular yang sebelumnya tidak ada atau tidak dikenal
2. Peningkatan kejadian penyakit/kematian terus-menerus selama 3 kurun waktu berturut-turut menurut jenis penyakitnya (jam, hari, minggu)
3. Peningkatan kejadian penyakit/kematian 2 kali lipat atau lebih dibandingkan dengan periode sebelumnya (jam, hari, minggu, bulan, tahun).
4. Jumlah penderita baru dalam satu bulan menunjukkan kenaikan 2 kali lipat atau lebih bila dibandingkan dengan angka rata-rata perbulan dalam tahun sebelumnya.

Faktor yang mempengaruhi KLB
Salah satu faktor yang dapat mempengaruhi timbulnya wabah/KLB adalah Herd Immunity. Secara umum dapat dikatakan bahwa herd immunity ialah kekebalan yang dimiliki oleh sebagian penduduk yang dapat menghalangi penyebaran. Hal ini dapat disamakan dengan tingkat kekebalan individu yaitu makin tinggi tingkat kekebalan seseorang, makin sulit terkena penyakit tersebut. Demikian pula dengan herd immunity, makin banyak proporsi penduduk yang kebal berarti makin tinggi tingkat herd immunity-nya hingga penyebaran penyakit menjadi semakin sulit.
Kemampuan mengadakan herd immunity untuk menghindari terjadi epidemi bervariasi untuk tiap penyakit tergantung pada:
1. Proporsi penduduk yang kebal,
2. Kemampuan penyebaran penyakit oleh kasus atau karier,
3. Kebiasaan hidup penduduk.

Tindakan Saat Terjadi Wabah (KLB)
1. Mengidentifikasi Wabah
Wabah merupakan peningkatan kejadian kasus penyakit yang lebih banyak daripada keadaan normal di suatu area tertentu atau pada suatu kelompok tertentu, selama suatu periode waktu tertentu. Suatu informasi dari terjadinya wabah dapat diperoleh dari laporan yang diberikan oleh masyarakat sekitarmaupun tenaga kesehatan yang ada. tetapi tidak semua kejadian disebut sebagai wabah karena diengaruhi beberapa hal seperti musim yang berubah, kesalahan pelaporan dan lainnya. apabila suatu kejadian sudah ditetapkan sebagai wabah maka pihak yang berwewenang (Dinkes) harus melakukan investigasi wabah. Investigasi dapat dilakukan setelah melihat potensi penyebaran dan tingkat keparahan penyakit.
2. Investigasi Wabah
Investigasi yang dilakukan meliputi dua hal, yaitu investigasi kasus da investigasi penyebab. Pada investigasi kasus pihak terkait harus melakukan pengecekan apakah pelaporan diagnosa penyakit yang ada itu valid. Berdasarkan tingkat ketidakpastian diagnosis, kasus dapat diklasifikasikan menjadi:kasus suspek (suspected case, syndromic case); kasus mungkin (probable case, presumptive case); dan kasus pasti (confirmed case, definite case).
Pada investigasi penyebab terjadinya wabah dapat dilakukan dengan wawancara dan epidemiologi deskriptif. Pada wawancara intinya, tujuan wawancara dengan kasus dan narasumber terkait kasus adalah untuk menemukan penyebab terjadinya wabah. hal ini dapat dilakukan dengan menggunakan kuesioner dan formulir baku, peneliti mengunjungi pasien (kasus), dokter, laboratorium, melakukan wawancara dan dokumentasi untuk memperoleh informasi berikut: (1) Identitas diri (nama, alamat, nomer telepon jika ada); (2) Demografis (umur, seks, ras, pekerjaan); (3) Kemungkinan sumber, paparan, dan kausa; (4) Faktor-faktor risiko; (5) Gejala klinis (verifikasi berdasarkan definisi kasus, catat tanggal onset gejala untuk membuat kurva epidemi, catat komplikasi dan kematian akibat penyakit); (6) Pelapor (berguna untuk mencari informasi tambahan dan laporan balik hasil investigasi). Pemeriksaan klinis ulang perlu dilakukan terhadap kasus yang meragukan atau tidak didiagnosis dengan benar (misalnya, karena kesalahan pemeriksaan laboratorium).
3. Penanganan Wabah
Apabila dari investigasi telah didapatkan fakta-fakta pendukung, maka harus segeraa dilakukan pengendalian, karena semakin cepat tindakan yang dilakukan untuk menindaklanjuti suatu wabah maka akan segera terselesaikan, begitupun sebaliknya. Hal yang dapat dilakukan adalah (a)mengeliminasi sumber yaitu dengan mengurangi kontak lansung dengan sumber, mengurangi jumlah sumber,menerapkah perilaku yang sehat; (b) memblokade proses transmisi yang dapat dilakukan dengan menggunakan alat pelindung diri; (c)mengeliminasi kerentanan pejamu.
4. Pelaporan Wabah
Peneliti wabah memberikan laporan tertulis dengan format yang lazim, terdiri dari:introduksi,latar belakang,metode,hasil-hasil,pembahasan,kesimpulan, dan rekomendasi. Laporan tersebut mencakup pencegahan dan pengendalian, catatan kinerja sistem kesehatan,dokumen berisi rujukan. Setelah pelaporan perlu dilakukan evaluasi untuk mengidentifikasi berbagai kelemahan program maupun defisiensi infrastruktur dalam sistem kesehatan. Evaluasi tersebut memungkinkan dilakukannya perubahan-perubahan yang lebih mendasar untuk memperkuat upaya program, sistem kesehatan, termasuk surveilans itu sendiri.

Langkah – langkah yang Dilakukan dalam Pencegahan wabah/KLB
Hal – hal yang dilakukan meliputi:
a. penyelidikan epidemiologis;
b. pemeriksaan, pengobatan, perawatan, dan isolasi penderita, termasuk tindakan karantina;
c. pencegahan dan pengebalan;
d. pemusnahan penyebab penyakit;
e. penanganan jenazah akibat wabah;
f. penyuluhan kepada masyarakat;


WIWIN ANDRIYANI

E2A009035
REG-1
FKM UNDIP

Kamis, 11 November 2010

PENYELIDIKAN EPIDEMIOLOGI

A. MALARIA

1. Penyelidikan Epidemiologi
Malaria adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh parasit plasmodium ditularkan melalui nyamuk Anopheles spp kepada manusia.
Malaria merupakan penyakit endemik di Indonesia yang ditularkan oleh nyamuk. Sebagai vektor penularan mempunyai peran yang sangat penting terhadap terjadinya epidemik penyakit ini.
1.1 Vektor Penyebab
Menurut survei unit kerja SPP (serangga penular penyakit) telah ditemukan di Indonesia ada 46 spesies nyamuk Anopheles yang tersebar diseluruh Indonesia, dan 20 spesies yang dapat menularkan penyakit malaria. Ada beberapa jenis vektor malaria yang perlu diketahui diantaranya :
a. An. Aconitus.
Vektor jenis An. Aconitus betina paling sering menghisap darah ternak dibandingkan darah manusia. Nyamuk ini biasanya suka hinggap didaerah-daerah yang lembab.
b. An. Sundaicus.
Vektor jenis ini umurnya lebih sering menghisap darah manusia dari pada darah binatang. Nyamuk ini aktif menggigit sepanjang malam tetapi paling sering antara pukul 22.00 - 01.00 dini hari. Vektor An. Sundaicus biasanya berkembang biak di air payau.
c. An. Maculatus.
Vektor An. Maculatus betina lebih sering menghisap darah binatang daripada darah manusia. Vektor jenis ini aktif mencari darah pada malam hari antara pukul 21.00 hingga 03.00 Wib. Nyamuk ini berkembang biak di daerah pegunungan.
d. An. Barbirostris.
Jenis nyamuk ini biasanya mencari darah pada waktu malam hingga dini hari berkisar antara pukul 23.00 -05.00. Tempat berkembang biak (Perindukan) vektor ini biasanya di sawah –sawah dengan saluran irigasinya kolam dan rawa-rawa.
1.2 Penularan Malaria
Malaria dapat menular melalui berbagai cara, antara lain:
a. Penularan secara alamiah (natural infection), penularan ini terjadi melalui gigitan nyamuk anopheles.
b. Penularan yang tidak alamiah.
1) Malaria bawaan (congenital), yaitu terjadi pada bayi yang baru dilahirkan karena ibunya menderita malaria, penularan terjadi melalui tali pusat atau plasenta.
2) Secara mekanik, yaitu penularan terjadi melalui transfusi darah atau melalui jarum suntik. Penularan melalui jarum suntik yang tidak steril lagi. Cara penularan ini pernah dilaporkan terjadi disalah satu rumah sakit di Bandung pada tahun 1981, pada penderita yang dirawat dan mendapatkan suntikan intra vena dengan menggunakan alat suntik yang dipergunakan untuk menyuntik beberapa pasien, dimana alat suntik itu seharusnya dibuang sekali pakai (disposeble).
3) Secara oral (melalui mulut), yaitu cara penularan ini pernah dibuktikan pada burung, ayam (P.gallinasium) burung dara (P.Relection) dan monyet (P.Knowlesi).
1.3 Penyebaran Malaria
Batas dari penyebaran malaria adalah pada ketinggian sekitar 400 meter dibawah permukaan laut dan 2600 meter di atas permukaan laut. Plasmodium vivax mempunyai distribusi geografis yang paling luas, mulai dari daerah beriklim dingin, subtropik sampai kedaerah tropik. Plasmodium Falciparum jarang sekali terdapat didaerah yang beriklim dingin. Plasmodium ovale pada umumnya dijumpai di Afrika dibagian yang beriklim tropik, kadang-kadang dijumpai di Pasifik Barat. Di Indonesia Penyakit malaria tersebar diseluruh pulau dengan derajat endemisitas yang berbeda-beda dan dapat berjangkit didaerah dengan ketinggian sampai 1800 meter diatas permukaan laut.
Angka kesakitan malaria di pulau Jawa dan Bali dewasa ini (1983) berkisar antara 1-2 per 1000 penduduk, sedangkan di luar Jawa-Bali sepuluh kali lebih besar. Spesies yang terbanyak dijumpai adalah Plasmodium Falciparum dan Plasmodium vivax. Plasmodium malaria banyak dijumpai di Indonesia bagian Timur. Plasmodium ovale pernah ditemukan di Irian dan Nusa Tenggara Timur.
1.4 Gejala Malaria
a. Gejala Klinis
Gejala utama demam mengigil secara berkala dan sakit kepala kadang-kadang dengan gejala klinis lain sebagai berikut :
- Badan terasa lemas dan pucat karena kekurangan darah dan berkeringat.
- Nafsu makan menurun.
- Mual-mual kadang-kadang diikuti muntah.
- Sakit kepala yang berat, terus menerus, khususnya pada infeksi dengan plasmodium Falciparum.
- Dalam keadaan menahun (kronis) gejala diatas, disertai pembesaran limpa.
- Malaria berat, seperti gejala diatas disertai kejang-kejang dan penurunan.
- Pada anak, makin muda usia makin tidak jelas gejala klinisnya tetapi yang menonjol adalah mencret (diare) dan pusat karena kekurangan darah (anemia) serta adanya riwayat kunjungan ke atau berasal dari daerah malaria.
b. Gejala Klasik
1). Stadium Dingin, yang ditandai dengan menggigil dan perasaan yang sangat dingin. Gigi gemeretak dan penderita biasanya menutup tubuhnya dengan segala macam pakaian dan selimut yang tersedia nadi cepat tetapi lemah. Bibir dan jari jemarinya pucat kebiru-biruan, kulit kering dan pucat. Penderita mungkin muntah dan pada anak-anak sering terjadi kejang. Stadium ini berlangsung antara 15 menit sampai 1 jam.
2). Stadium Demam, pada stadium ini penderita merasa kepanasan. Muka merah, kulit kering dan terasa sangat panas seperti terbakar, sakit kepala menjadi –jadi dan muntah kerap terjadi, nadi menjadi kuat lagi. Biasanya penderita merasa sangat hasil dan suhu badan dapat meningkat sampai 41°C atau lebih. Stadium ini berlangsung antara 2 sampai 4 jam. Demam disebabkan oleh pecahnya sison darah yang telah matang dan masuknya merozoit darah kedalam aliran darah.
3). Stadium Berkeringat, pada stadium ini penderita berkeringat banyak sekali sampai-sampai tempat tidurnya basah. Suhu badan meningkat dengan cepat, kadang-kadang sampai dibawah suhu normal. Penderita biasanya dapat tidur nyenyak. Pada saat bangun dari tidur merasa lemah tetapi tidak ada gejala lain, stadium ini berlangsung antara 2 sampai 4 jam.
1.5 Massa Inkubasi
Waktu antara gigitan nyamuk dan munculnya gejala klinis sekitar 7 – 14 hari untul P. falciparum, 8 – 14 hari untuk P. vivax, dan P. ovale, dan 7 – 30 hari untuk P. malariae. Massa inkubasi ini dapat memanjang qntara 8 – 10 bulan terutama pada beberapa strain P. vivax di daerah tropis. Pada infeksi melalui transfusi darah, massa inkubasi tergantung pada jumlah parasit yang masuk dan biasanya singkat, tetapi mungkin sampai 2 bulan. Dosis pengobatan yang tidak akurat seperti pemberian profilaksis yang tidak tepat dapat menyebabkan memanjangnya massa inkubasi.

2. Tindak Lanjut
1) Apabila terjadi peningkatan kejadian. Dilakukan Mass Fever Survey yaitu dengan pengambilan sediaan darah terhadap semua penderita demam, bila positif malaria diikuti dengan pengobatan standar yang sesuai plasmodiumnya.
2) Jika ditemukan kepadatan jentik meningkat dilakukan pengangkatan lumut, pengeringan berkala, biological control, manajemen lingkungan, laevasiding dan kelambunisasi.
3) Jika menunjukkan peningkatan vektor perlu diperhatikan tentang penggunaan kelambu dan repellent.
4) Dari pengamatan perilaku pekerja musiman dilakukan pengecekkan darah sebelum bermigrasi maupun setelah kembali ke daerah yang endemis malaria.

3. Pencegahan
Untuk mengatasi penyakit malaria, yang harus dilakukan adalah memutuskan mata rantai penularan penyakit. Oleh karena itu, untuk memutuskan mata rantai penularan penyakit harus memutuskan hubungan antara ketiga faktor penyebab penyakit (agent, host, dan enviroment ) dapat ditempuh dengan :
1. Untuk melenyapkan faktor penyebab agent berkembang biak, maka harus melenyapkan tempat hidup agent yaitu nyamuk Anopheles, dan membunuh kuman yang ada dalam tubuh manusia dengan cara pengobatan. Upaya yang dilakukan adalah penemuan dan pengobatan penderita malaria.
2. Untuk melenyapkan nyamuk anopheles, maka harus membunuh nyamuk anopheles dengan penyemprotan nyamuk, dan melenyapkan tempat perindukan nyamuk.
3. Lingkungan tempat perindukan nyamuk harus dilenyapkan dengan cara tidak membiarkan adanya genangan-genagan air di lingkungan manusia.
4. Untuk mencegah nyamuk menggigit manusia, maka diupayakan dengan tidur memakai kelambu, memakai lation anti nyamuk, dll.
Penanggulangan Wabah
Buat pemetaan tentang sebab dan luasnya situasi KLB malaria. Lakukan deteksi kasus secara intensif dan intensitasnya upaya pemberantasan vektor, baik terhadap nyamuk dewasa maupun terhadap stadium larva. Lakukan gerakan untuk menghilangkan tempat perindukan nyamuk. Obati semua penderita malaria, kenakan pakaian pelindung diri untuk menghindari gigitan nyamuk, berikan pengobatan supresif. Pengobatan massal masih dapat dipertimbangkan. Pada KLB malaria falciparum pemberian obat anti gametosit, seperti primaquine dosis tunggal 30-45 mg dapat dipertimbangkan. Hati-hati kemungkinan efek samping pada orang dengan defisiensi G6-PD.

B. CAMPAK

1. Penyelidikan Epidemiologi
Campak adalah penyakit virus akut yang disebabkan oleh virus campak. Penyakit ini sangat infeksius, menular sejak awal masa prodromal sampai lebih kurang 4 hari setelah munculnya ruam. Infeksi disebarkan lewat udara (airborne).
1.1 Penularan
Virus campak ditularkan lewat infeksi droplet lewat udara, menempel dan berkembang biak pada epitel nasofaring. Tiga hari setelah invasi, replikasi dan kolonisasi berlanjut pada kelenjar limfe regional dan terjadi viremia yang pertama. Virus menyebar pada semua sistem retikuloendotelial dan menyusul viremia kedua setelah 5-7 hari dari infeksi awal.
1.2 Diagnosis
Diagnosis ditetapkan berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik, dan Pemeriksaan serologik atau virologik yang positif yaitu bila terdapat demam tinggi terus menerus 38,50 C atau lebih disertai batuk, pilek, nyeri menelan, mata merah dan silau bila kena cahaya (fotofobia), seringkali diikuti diare. Pada hari ke 4-5 demam, timbul ruam kulit, didahului oleh suhu yang meningkat lebih tinggi dari semula. Pada saat ini anak dapat mengalami kejang demam. Saat ruam timbul, batuk dan diare bertambah parah sehingga anak mengalami sesak nafas atau dehidrasi.
1.3 Gejala
• Panas meningkat dan mencapai puncaknya pada hari ke 4-5, pada saat ruam keluar.
• Coryza yang terjadi sukar dibedakan dengan common cold yang berat. Membaik dengan cepat pada saat panas menurun.
• Conjunctivitis ditandai dengan mata merah pada conjunctiva disertai dengan keradangan disertai dengan keluhan fotofobia.
• Cough merupakan akibat keradangan pada epitel saluran nafas, mencapai puncak pada saat erupsi dan menghilang setelah beberapa minggu.
• Munculnya Koplik’s spot umumnya pada sekitar 2 hari sebelum munculnya ruam (hari ke 3-4) dan cepat menghilang setelah beberapa jam atau hari. Koplik’s spot adalah sekumpulan noktah putih pada daerah epitel bucal yang merah (a grain of salt in the sea of red), yang merupakan tanda klinik yang patognomonik untuk campak.
• Ruam makulopapular semula bewarna kemerahan. Ruam ini muncul pertama pada daerah batas rambut dan dahi, serta belakang telinga, menyebar ke arah perifer sampai pada kaki.
1.4 Masa Inkubasi
Massa inkubasi berlangsung sekitar 10 hari, tapi bisa berkisar antara 7-18 hari dari saat terpajan sampai timbul gejala demam, biasanya 14 hari sampai timbul ruam. Jarang sekali lebih lama dari 19-21 hari. IG untuk perlindungan pasif yang diberikan setelah hari ketiga massa inkubasi dapat memperpanjang massa inkubasi.
2. Tindak Lanjut
Campak harus segera didiagnosa secara dini (early diagnosis) dan segera ditanggulangi (out break respons) agar tidak meluas dan membatasi jumlah kasus dan kematian.
Cara yang bisa dipakai:
1) pengobatan simtomatis pada kasus
2) pengobatan dengan antibiotika bila terjadi komplikasi
3) pemberian vitamin A dosis tinggi
4) perbaikan gizi
5) meningkatkan cakupan imunisasi campak/ring vaksinasi (program cepat,sweeping) pada desa-desa risiko tinggi.

3. Pencegahan
Imunisasi campak termasuk dalam program imunisasi nasional sejak tahun 1982, angka cakupan imunisasi menurun < 80% dalam 3 tahun terakhir sehingga masih dijumpai daerah kantong risiko tinggi transmisi virus campak. Vaksin campak merupakan bagian dari imunisasi rutin pada anak-anak. Vaksin biasanya diberikan dalam bentuk kombinasi dengan gondongan dan campak Jerman (vaksin MMR/mumps, measles, rubella), disuntikkan pada otot paha atau lengan atas. Jika hanya mengandung campak, vaksin dibeirkan pada umur 9 bulan. Dalam bentuk MMR, dosis pertama diberikan pada usia 12-15 bulan, dosis kedua diberikan pada usia 4-6 tahun. 3.1 Pencegahan Tingkat Awal (Priemordial Prevention) Pencegahan tingkat awal berhubungan dengan keadaan penyakit yang masih dalam tahap prepatogenesis atau penyakit belum tampak yang dapat dilakukan dengan memantapkan status kesehatan balita dengan memberikan makanan bergizi sehingga dapat meningkatkan daya tahan tubuh. 3.2 Pencegahan Tingkat Pertama (Primary Prevention) Pencegahan tingkat pertama ini merupakan upaya untuk mencegah seseorang terkena penyakit campak, yaitu : 1) Memberi penyuluhan kepada masyarakat mengenai pentingnya pelaksanaan imunisasi campak untuk semua bayi. 2) Imunisasi dengan virus campak hidup yang dilemahkan, yang diberikan pada semua anak berumur 9 bulan sangat dianjurkan karena dapat melindungi sampai jangka waktu 4-5 tahun. 3.3 Pencegahan Tingkat Kedua (Secondary Prevention) Pencegahan tingkat kedua ditujukan untuk mendeteksi penyakit sedini mungkin untuk mendapatkan pengobatan yang tepat. Dengan demikian pencegahan ini sekurang-kurangnya dapat menghambat atau memperlambat progrefisitas penyakit, mencegah komplikasi, dan membatasi kemungkinan kecatatan, yaitu : 1) Menentukan diagnosis campak dengan benar baik melalui pemeriksaan fisik atau darah. 2) Mencegah perluasan infeksi. Anak yang menderita campak jangan masuk sekolah selama empat hari setelah timbulnya rash. Menempatkan anak pada ruang khusus atau mempertahankan isolasi di rumah sakit dengan melakukan pemisahan penderita pada stadium kataral yakni dari hari pertama hingga hari keempat setelah timbulnya rash yang dapat mengurangi keterpajanan pasien-pasien dengan risiko tinggi lainnya. 3) Pengobatan simtomatik diberikan untuk mengurangi keluhan penderita yakni antipiretik untuk menurunkan panas dan juga obat batuk. Antibiotika hanya diberikan bila terjadi infeksi sekunder untuk mencegah komplikasi. 4) Diet dengan gizi tinggi kalori dan tinggi protein bertujuan untuk meningkatkan daya tahan tubuh penderita sehingga dapat mengurangi terjadinya komplikasi campak yakni bronkhitis, otitis media, pneumonia, ensefalomielitis, abortus, dan miokarditis yang reversibel. 3.4 Pencegahan Tingkat Ketiga (Tertiary Prevention) Pencegahan tingkat ketiga bertujuan untuk mencegah terjadinya komplikasi dan kematian. Adapun tindakan-tindakan yang dilakukan pada pencegahan tertier yaitu : a. Penanganan akibat lanjutan dari komplikasi campak. b. Pemberian vitamin A dosis tinggi karena cadangan vitamin A akan turun secara cepat terutama pada anak kurang gizi yang akan menurunkan imunitas mereka. Penanggulangan Wabah Laporkan segera kasus-kasus tersangka campak yang ditemukan dan lakukan imunisasi yang komprehensif bagi semua orang yang rentan untuk mencegah penularan campak. Apabila KLB terjadi di suatu institusi, penghuni baru harus diberi imunisasi atau IG. Apabila persediaan vaksin terbatas, prioritas harus diberikan kepada anak-anak dengan risiko yang paling tinggi. Atau dapat dilakukan survei lapangan untuk mengetahui distribusi dan densitas vektor dan binatang pejamu. B. TB PARU

1. Penyelidikan Epidemiologi
Tuberkulosis merupakan penyakit infeksi kronis menular langsung yang disebabkan oleh bakteri Micobacterium tuberculosis. Tuberkulosis dapat menyerang berbagai organ tubuh manusia, namun lebih sering menyerang organ pernapasan atau paru.
1.1 Cara Penularan
Sumber dari penularan TB adalah penderita dengan TB BTA+ yaitu penderita yang dahaknya megandung kuman Micobacterium tuberculosis. Penularan TB terjadi melalui udara saat penderita batuk, bersin dan berbicara. Pada saat penderita batuk, bersin dan berbicara, penderita akan menyebarkan kuman Micobacterium tuberculosis ke udara dalam bentuk percikan dahak (droplet nuclei). Sekali batuk dapat menghasilkan sekitar 3000 percikan dahak.
Penularan terjadi jika orang menghirup kuman Micobacterium tuberculosis yang dihasilkan dari percikan penderita tadi. Umumnya, penularan terjadi didalam ruangan dimana percikan dahak berada dalam waktu yang lama. Daya penularan dari seorang penderita ditentukan oleh banyaknya kuman Micobacterium tuberculosis yang dikeluarkan dari parunya. Makin tinggi derjat kepositifan hasil pemeriksaan dahak, makin menular penderita tesebut. Faktor yang memungkinkan sesorang terpajan TB ditentukan oleh konsentrasi percikan dalam udara dan lamanya menghirup udara yang mengandung percikan tersebut.
1.2 Gejala
Penderita TB akan mengalami berbagai gangguan kesehatan, seperti batuk berdahak kronis, demam subfebril, berkeringat tanpa sebab di malam hari, sesak napas, nyeri dada, dan penurunan nafsu makan. Semuanya itu dapat menurunkan produktivitas penderita bahkan kematian. Adapun gejala utama penderita TB yaitu batuk terus-menerus dan berdahak selama 3 minggu atau lebih. Selain itu, gejala yang sering dijumpai yaitu dahak bercampur darah, batuk darah, sesak nafas dan rasa nyeri dada, badan lemah, nafsu makan menurun, berat badan menurun, rasa kurang enak badan (malaise), berkeringat malam walaupun tanpa kegiatan, dan demam meriang lebih dari satu bulan.
1.3 Massa Inkubasi
Mulai saat masuknya bibit penyakit sampai timbulnya gejala adalah lesi primer atau reaksi tes tuberkulosis positif kira-kira memakan waktu 2-10 minggu. Risiko terjadi TB paru setelah infeksi primer biasanya terjadi pada tahun pertama dan kedua. Infeksi laten dapat berlangsung seumur hidup. Infeksi HIV meningkatkan risiko terhadap infeksi TB paru dan memperpendek massa inkubasi.
1.4 Diagnosa
Cara mendiagnosis penderita TB adalah
• Semua suspek TB diperiksa 3 spesimen dahak dalam waktu 2 hari, yaitu sewaktu - pagi -sewaktu (SPS).
• Diagnosis TB Paru pada orang dewasa ditegakkan dengan ditemukannya kuman TB (BTA). Pada program TB nasional, penemuan BTA melalui pemeriksaan dahak mikroskopis merupakan diagnosis utama. Pemeriksaan lain seperti foto toraks, biakan dan uji kepekaan dapat digunakan sebagai penunjang diagnosis sepanjang sesuai dengan indikasinya.
• Tidak dibenarkan mendiagnosis TB hanya berdasarkan pemeriksaan foto toraks saja. Foto toraks tidak selalu memberikan gambaran yang khas pada TB paru, sehingga sering terjadi overdiagnosis.
• Gambaran kelainan radiologik Paru tidak selalu menunjukkan aktifitas penyakit.
• Untuk lebih jelasnya lihat alur prosedur diagnostik untuk suspek TB paru.

2. Tindak Lanjut
Tahap pertama, yaitu mensurvey daerah mana yang terkena infeksi Mycobacterium tuberculosis. Kemudian mendata siapa saja yang terkena bakteri tersebut. Dan menyelidiki apakah gejala tersebut benar-benar merupakan gejala penyakit TB paru.
Jika kejadian tersebut menjangkiti banyak orang, berarti kejadian tersebut merupakan Kejadian Luar Biasa (KLB). Pada penyelidikan ini, juga harus dibantu oleh tim ahli medis yang berfungsi untuk memeriksa apakah orang tersebut benar-benar terkena penyakit TB paru. Selain itu, juga mengadakan kuisioner tentang kebiasaan warga yang terkena penyakit TB paru.
Jika termasuk KLB, maka perlu dilakukan hal-hal sebagai berikut:
1) Karantina orang yang terkena TB paru
2) Penggunaan masker bagi warga-warga yang belum terkena TB paru
3) Pemberian vaksin BCG bagi balita
4) Penyuluhan tentang bahaya TB paru

3. Pencegahan
Tindakan pencegahan dapat dikerjakan oleh penderita, masyarakat dan petugas kesehatan.
1) Status sosial ekonomi rendah yang merupakan faktor menjadi sakit, seperti kepadatan hunian, dengan meningkatkan pendidikan kesehatan.
2) Tersedia sarana-sarana kedokteran, pemeriksaan penderita, kontak atau suspect gambas, sering dilaporkan, pemeriksaan dan pengobatan dini bagi penderita, kontak, suspect, perawatan.
3) Pengobatan preventif, diartikan sebagai tindakan keperawatan terhadap penyakit inaktif dengan pemberian pengobatan INH sebagai pencegahan.
4) BCG, vaksinasi, diberikan pertama-tama kepada bayi dengan perlindungan bagi ibunya dan keluarhanya. Diulang 5 tahun kemudian pada 12 tahun ditingkat tersebut berupa tempat pencegahan.
5) Memberantas penyakti TBC pada pemerah air susu dan tukang potong sapi, dan pasteurisasi air susu sapi.
6) Tindakan mencegah bahaya penyakit paru kronis karean menghirup udara yang tercemar debu para pekerja tambang, pekerja semen dan sebagainya.
7) Pemeriksaan bakteriologis dahak pada orang dengan gejala tbc paru.
8) Pemeriksaan screening dengan tubercullin test pada kelompok beresiko tinggi, seperti para emigrant, orang-orang kontak dengan penderita, petugas dirumah sakit, petugas/guru disekolah, petugas foto rontgen.
9) Pemeriksaan foto rontgen pada orang-orang yang positif dari hasil pemeriksaan tuberculin test.

D. KEMATIAN IBU

1. Penyelidikan Epidemiologi
Kematian ibu adalah kematian perempuan pada saat hamil atau kematian dalam kurun waktu 42 hari sejak terminasi kehamilan tanpa memandang lamanya kehamilan atau tempat persalinan, yakni kematian yang disebabkan karena kehamilannya atau pengelolaannya, tetapi bukan karena sebab-sebab lain seperti kecelakaan, terjatuh dll.
Kematian ibu disebabkan oleh beberapa sebab, antara lain perdarahan, eklampsia atau gangguan akibat tekanan darah tinggi saat kehamilan, partus lama, komplikasi aborsi, dan infeksi. Perdarahan, yang biasanya tidak bisa diperkirakan dan terjadi secara mendadak, bertanggung jawab atas 28 persen kematian ibu. Sebagian besar kasus perdarahan dalam masa nifas terjadi karena retensio plasenta dan atonia uteri. Hal ini mengindikasikan kurang baiknya manajemen tahap ketiga proses kelahiran dan pelayanan emergensi obstetrik dan perawatan neonatal yang tepat waktu.
Eklampsia merupakan penyebab utama kedua kematian ibu, yaitu 13 persen kematian ibu di Indonesia (rata-rata dunia adalah 12 persen). Pemantauan kehamilan secara teratur sebenarnya dapat menjamin akses terhadap perawatan yang sederhana dan murah yang dapat mencegah kematian ibu karena eklampsia.

2. Tindak Lanjut
Tahap pertama yang harus dilakukan adalah mensurvey daerah tertentu, kemudian mencari data ibu yang meninggal saat melahirkan ataupun setelah melahirkan (saat masa nifas). Selanjutnya, mendata apakah kematian ibu tersebut karena perdarahan, eklamsi, atau karena infeksi.
Jika yang mengalami kematian ibu pada daerah tersebut banyak, maka termasuk Kejadian Luar Biasa (KLB) pada daerah tersebut, maka perlu dilakukan hal-hal sebagai berikut:
1) Penyuluhan kepada ibu hamil
2) Pemberian pelayanan kesehatan kepada ibu-ibu yang melahirkan

3. Pencegahan
• Kehamilan yang tidak diinginkan
Membantu ibu menghindarkan kehamilan yang tak diinginkan akan mengakibatkan berkurangnya kehamilan, berkurangnya kematian karena persalinan, dan berkurangnya aborsi. Keluarga berencana merupakan salah satu intervensi kesehatan ibu dan anak yang diperkenalkan di Matlab, Bangladesh sejak tahun 1976 sebagai bagian dari kegiatan untuk menurunkan kematian ibu dan bayi. Peningkatan pelayanan keluarga berencana dengan konseling yang terpusat pada kebutuhan klien dan berbagai pilihan metode KB (termasuk kontrasepsi darurat), serta penyediaan pelayanan yang terjangkau bagi siapa saja yang membutuhkan (termasuk remaja), merupakan komponen penting dalam upaya menurunkan kematian ibu.
• Aborsi yang tidak aman.
Aborsi tidak aman merupakan penyebab kematian ibu yang mudah dicegah dan ditangani, namun keadaan ini menjadi penyebab paling sedikit 13% dari seluruh kematian ibu di dunia, satu dari delapan kematian ibu. Pelatihan bidan dalam pelayanan pasca aborsi merupakan strategi peningkatan kasus terhadap pelayanan keluarga berencana pasca aborsi serta pelayanan kesehatan reproduksi lainnya.
• Pelayanan antenatal
Pelayanan antenatal sangat penting untuk mendeteksi dini komplikasi kehamilan dan dalam mendidik wanita tentang kehamilan. Pelayanan antenatal dan mencakup berbagai jenis pelayanan termasuk penyuluhan kepada pasien, pengobatan penyakit yang ada, pengobatan komplikasi dan skrining / penjaringan faktor resiko. Komponen penting pelayanan antenatal meliputi : skrining dan pengobatan anemia, malaria, dan penyakit menular seksual (PMS); deteksi dan penanganan komplikasi seperti kelainan letak hipertensi,edema dan pre eklampsia; dan penyuluhan tentang komplikasi yang potensial, kapan dan bagaimana cara memperoleh pelayanan rujukan.
• Manajemen komplikasi obstetri yang memadai
Managemen Komplikasi obstetri yang memadai merupakan kunci keberhasilan pencegahan kematian ibu. Sebagian besar komplikasi obstetri yang berkaitan dengan kematian ibu tidak dapat dicegah atau diramalkan, tetapi hampir semua dapat ditangani jika tersedia pelayanan yang memadai. Bila keadaan gawat darurat sudah dideteksi, maka kelangsungan hidup tergantung pada kecepatan mendapat pelayanan obstetri esensial. Kebanyakan pelayanan obstetri esensial dapat diberikan pada tingkat pelayanan dasar, oleh bidan atau dokter umum. Transfusi darah dan tindakan operasi harus dapat diberikan di rumah sakit kabupaten oleh dokter umum terlatih atau oleh ahli kebidanan. Jika komplikasi tidak dapat ditangani di tingkat pelayanan dasar, bidan / dokter Puskesmas harus memberikan pertolongan pertama dan merujuk secepatnya. Penggunaan protokol pengobatan standar dapat mendorong agar semua tenaga dan fasilitas kesehatan melakukan prosedur tetap dan menangani komplikasi secara tepat, serta pemantauan mutu pelayanan obstetri. Transportasi gawat darurat harus selalu tersedia. Pelayanan obstetri esensial dapat menurunkan kematian ibu. Dalam hal ini termasuk perawat dan bidan terlatih untuk menolong persalinan, menangani dan merujuk kasus dengan komplikasi dan pengaturan untuk rujukan keadaan darurat. Dengan memperluas berbagai pelayanan kesehatan ibu sampai ke tingkat masyarakat dengan jalur yang efektif ke fasilitas rujukan, keadaan tersebut memastikan bahwa setiap wanita yang mengalami komplikasi obstetri mendapat pelayanan gawat darurat secara cepat dan tepat waktu.
• Pemberian makanan tambahan kepada ibu hamil
• Menghindari penggunaan obat-obatan pada triwulan 1
• Menghindari terpaparnya sinar radioaktif

E. LAHIR MATI/ KEMATIAN BALITA

1. Penyelidikan Epidemiologi
Lahir mati merupakan kematian janin di antara minggu ke 20 kehamilan (bulan ke 5) sampai kelahiran. Peristiwa ini disebabkan oleh beberapa sebab, antara lain :
• Kecacatan kelahiran, yang biasanya berpuncak daripada struktur atau kecacatan kromosom.
• Tali pusat terjatuh (prolaps), yaitu apabila tali pusat keluar dari faraj terlebih dahulu sebelum bayi. Ini menghalang pengaliran darah dan oksigen.
• Masalah uri (plasenta), yang meliputi :
a. Pemisahan uri dari dinding rahim (uterus). Bayi tidak mungkin dapat hidup sekiranya uri telah terpisah dari tempat implantasinya.
b. Implantasi uri di bahagain pangkal rahim/bahagian bawah rahim atau serviks. Keadaan ini dipanggil plasenta previa. Sekiranya keadaan ini tidak dikesan di peringkat awal, ia boleh menggagalkan peluang bayi untuk hidup dan pendarahan yang serius mungkin berlaku.
• Keadaan kesihatan ibu mengandung sebelum dan juga semasa kehamilan seperti ibu mengidap diabetes (kencing manis) dan tekanan darah tinggi. Keadaan ini merupakan penyebab penting kejadian lahir mati dan masalah ini perlu dipantau sepanjang tempoh kehamilan.
• Masalah pada tali pusat, yang meliputi :
a. tali pusat terpintal menyebabkan terganggunya pengaliran oksigen dan juga nutrien kepada bayi.
b. tali pusat itu terbelit pada leher bayi, yang menjadikan bayi tercekik dan lemas apabila ia mula bergerak ke bahagian bawah
• Tiada punca yang dapat dikenalpasti (merupakan separuh dari kes lahir mati) tetapi kemungkinan besar disebabkan oleh jangkitan.
1.1 Faktor Risiko
Berikut merupakan faktor yang telah dikenal pasti dapat meningkatkan risiko lahir mati:
 Merokok
 Pengambilan alkohol yang berlebihan
 Penyalahgunaan dadah seperti heroin dan kokain
 Obesiti/kegemukan
 Pernah mengalami kejadian lahir mati
 Wanita yang mengalami beberapa masalah kesihatan seperti diabetes, (terutamanya yang tidak terkawal) atau tekanan darah tinggi yang kronik (tekanan darah tinggi dan praeklampsia)
 Wanita yang telah berusia (pertengahan 30an dan lebih) - adalah lebih mudah untuk mengalami masalah kesehatan yang lain dan juga masalah pada urin
 Mengandung ketika remaja - lebih cenderong untuk mendapat masalah uri dan juga tekanan darah tinggi
 Jangkitan bakteria dan virus di kalangan ibu
1.2 Tanda dan Gejala
Biasanya tidak ada gejala atau simptom yang khusus atau pun sebarang amaran terhadap kejadian lahir mati. Walau bagaimanapun, sekiranya tanda-tanda atau gejala-gejala berikut berlaku, segeralah berjumpa doktor ataupun bidan yang terlatih:
 Pendarahan dari faraj - mungkin menjadi petanda kepada satu masalah yang lebih serius.
 Kurang atau tiada pergerakan janin
 Perubahan pada aktiviti atau pergerakan biasa bayi.
 Sakit pinggang (bahagian pelvis), belakang dan juga bahagian bawah abdomen - terasa menyucuk-nyucuk
 Tidak lagi terasa seperti sedang hamil dan anda dapat merasakan beberapa perubahan fizikal seperti payu dara menjadi semakin kecil.
2. Tindak Lanjut
Tahap pertama yang harus dilakukan dalam penyelidikan epidemiologi adalah mensurvey daerah yang diduga mengalami kematian balita terbanyak, kemudian menyelidiki apakah kematian balita tersebut karena cacat dari lahir, tali pusat terjatuh (prolaps), ataupun karena keadaan ibu saat melahirkan. Jika daerah tersebut terdeteksi banyak yang mengalami kematian balita, maka kejadian tersebut termasuk Kejadian Luar Biasa (KLB), maka perlu dilakukan:
1) Penyuluhan kehamilan bagi ibu hamil
Penyuluhan ini berisi:
- Pelarangan ibu hamil untuk mengkonsumsi alcohol, narkoba, ataupun merokok
- Konsumsi gizi seimbang
- Pemberian pelayanan kesehatan bagi ibu hamil dan ibu melahirkan

3. Pencegahan
Dalam pencegahan lahir mati dapat dilakukan beberapa hal sebgai berikut :
 Penilaian ke atas janin dijalankan pada ibu-ibu yang berisiko tinggi terhadap masalah lahir mati, seperti ibu-ibu yang mempunyai masalah kesehatan (yang ada diabetes dan tekanan darah tinggi) terutama pada minggu terakhir kehamilan. Sekiranya semasa penilaian janin tersebut terdapatnya penemuan yang luar biasa, maka usaha untuk melahirkan bayi itu lebih awal mungkin dapat mengelakkan kejadian lahir mati.
 Jika terjadi abrubsi plasenta (placenta abrubtion), pembedahan kecemasan Caesarean mungkin dapat menyelamatkan nyawa.
 Cara pergerakan janin digunakan oleh para doktor untuk menjejak pergerakan janin dilakukan beberapa kali dalam sehari, terutamanya selepas minggu ke 26 kehamilan. Sekiranya bayi itu kurang menendang atau bergerak dari biasa, penilaian lanjutan ke atas janin perlu dijalankan.
 Jaga kesehatan diri anda dengan baik sebelum mengandung. Setelah mengandung, dapatkan penjagaan ibu mengandung seawal mungkin untuk memastikan keadaan bayi anda sehat. Doktor akan menjalankan ujian saringan bagi mengesan sebarang jangkitan. Di samping itu, beliau akan mengkaji rekod kesehatan dan memastikan sebarang keadaan yang serius atau kronik telah dirawat dengan sewajarnya.
 Atau dapat melakukan senam, makan yang bergizi dan jauhi alkohol, rokok, dll.
 Pelayanan kesehatan yang memadai bagi ibu hamil
 Pemberian Bahan Makanan Tambahan bagi ibu hamil


( Wiwin Andriyani
E2A009035
Reg-1

Mahasiswa FKM UNDIP )

Rabu, 10 November 2010

Believe Me

Aku tak tahu apa yang kurasakan
Dalam hatiku saat pertama kali
Lihat dirimu melihatmu
Seluruh tubuhku terpaku dan membisu
Detak jantungku berdetak tak menentu
Sepertinya aku tak ingin berlalu

Berikan cintamu juga sayangmu
Percaya padaku ku ‘kan menjagamu
Hingga akhir waktu menjemputku

Ku berikan cintaku juga sayangku
Percaya padaku ku ‘kan menjagamu
Hingga akhir waktu menjemputku

Saat ku tahu kau akan pergi jauh
Izinkan aku ‘tuk selalu menatimu
Untuk katakan ku ingin dirimu
Agar kau tahu betapa ku terlalu
Mencintaimu aku akan menunggu
Hingga dirimu kembali untukku

Tolonglah aku bagaimana diriku
Ungkapkan itu rasa yang membelenggu
Dalam hatiku ku cinta padamu

Selasa, 09 November 2010

SMART LOVE

Cinta itu indah. Ia adalah fitrah. Ia adalah karunia Sang Maha Pecinta. Maka Cinta Hakiki tidaklah membuat resah dan sakit hati. Cinta murni pun tak akan menyimpang dari cinta Yang Maha Pengasih. Bercintalah kita dengan rumusan cinta-Nya yang indah, berdasarkan peta cinta-Nya yang terarah. Jejaknya tak rumit. Rumusnya pun tidaklah sulit. SMART bersama mengelola rasa.

Jumat, 05 November 2010

POEM

A women comes in the name of love
A mother leave because of love
Suffused with an orange poison
Your face is like a moon sound asleep in your heart walled in by darkness and cold
What is the matter with them ?
Leaving one’s heart to be scorned
And for once I witness heaven’s work through the eyes of Eve
What’s wrong with love ?
And I will surely return when the moon is full
To ask again of her love
Not for her, not for anyone, but for myself.,.
Because I want you, and that is all.,.

CinTa

Selasa, 02 November 2010

AND__NOW__ :)

Kita bertemu…
Tanpa rencana di satu kota…
Ku mengenal dirimu…
Ku ingat wajahmu…
Seminggu sudah…
Kita saling mengenal
Ku merasakan…
Ada suatu getaran…
Ku coba…
Ku ungkapkan…
Isi hati
Kepadamu…

Reff:
Dan sekarang…
Kau telah menjadi
Bagian hidupku…
Dan sekarang…
Kau tempat berbagi
Hati dan hidupku…
Dan sekrang…
Kau telah menjadi
Bagian hidupku…
Dan sekarang…
Kau telah memberi
Permata untukku…
(Hati dan hidupku…)

Kau tlah alirkan…
Cintamu sampai ke jantungku
Tanganku kau pegang erat…
Tanpa rencana…

MY LOVE

WANITA BANGSAWAN dengan KEMULIAAN SEJATI

Kholifah ‘Umar bin Abdul ‘Aziz memiliki seorang istri dari kalangan bangsawan yang bernama Fathimah bintu ‘Abdul Malik. Fathimah adalah seorang putri Kholifah terdahulu yang Bapaknya bernama ‘Abdul Malik. Fathimah memiliki perhiasan yang paling mahal. Perhiasan itu tidak pernah dimiliki oleh wanita lain di muka bumi. Di antara perhiasan-perhiasan itu, ada dua anting-anting mariyah yang terkenal dalam sejarah. Para penyair pun menyebut perhiasan itu dalam syairnya. Seandainya anting-anting itu dijual, maka akan cukup untuk mengenyangkan satu suku yang besar.

Ketika tinggal bersama bapaknya, Fathimah hidup dalam kemewahan dunia. Namun ketika menjadi istri Kholifah ‘Umar bin ‘Abdul ‘Aziz, beliau hidup dengan sederhana. Kholifah memberikan nafkah hanya beberapa dirham dalam sehari. Fathimah rela dengan hal itu dan gembira hidup qonaah, hidup apa adanya dan senang dengan kesederhanaan.

Kholifah ‘Umar bin ‘Abdul ‘Aziz selalu menasehati istrinya untuk banyak bershodaqoh. Fathimah bintu ‘Abdul Malik adalah istri yang taat, dia mematuhi nasehat suaminya. Semua perhiasan dan mutiara yang dibawanya diserahkan ke baitul mal kaum muslimin. Demikianlah kemulian sejati yang dimilikinya, dia tetap hidup sederhana walaupun mampu hidup mewah. Hidup sederhana tidaklah mengurangi kemuliaan dirinya. Wallahu a’lam Bishshowab.

Like this

Senin, 01 November 2010

SONG

You Are My Everything

Cruising when the sun goes down
Cross the sea
Searching for something inside of me
I would find all the lost pieces
Hardly feel deep in real
I was blinded now I see

Hehat I breath
I’ll come running to you
Fill me with your love forever
Promise you one thing
That I would never let you go
‘Cause you are my everything
You’re the one, you’re my inspiratiy hey hey you’re the one
Hey hey hey you’re the one
Hey hey hey I can’t live without you

Take me to your place
Where our heart belongs together
I will follow you
You’re the reason ton
You’re the one, kiss, you’re the one
You’re the light that would keep me safe and warm
You’re the one, kiss, you’re the one

Like the sun goes down,
coming from above all
To the deepest ocean and highest mountain
Deep and real deep I can see now

Jumat, 29 Oktober 2010

*For the rest of my life*

You're Still The One

(When I first saw you, I saw love.
And the first time you touched me, I felt love.
And after all this time, you're still the one I love.)

Looks like we made it
Look how far we've come my baby
We mighta took the long way
We knew we'd get there someday

Bridge:
They said, "I bet they'll never make it"
But just look at us holding on
We're still together still going strong

Chorus:
(You're still the one)
You're still the one I run to
The one that I belong to
You're the one I want for life
(You're still the one)
You're still the one that I love
The only one I dream of
You're still the one I kiss good night

Ain't nothin' better
We beat the odds together
I'm glad we didn't listen
Look at what we would be missin'

(Bridge)
(Chorus)
(Chorus)

I'm so glad we made it
Look how far we've come my baby

Senin, 18 Oktober 2010

KHASIAT BAWANG PUTIH

Dr. Yongxiang Zhang dari University of Tokyo, Jepang menyatakan bahwa kemampuan bawang putih menghambat kemerosotan otak dan sistem kekebalan pada hewan percobaan sangat mengesankan. Hal itu memang tidak berarti bahwa bawang putih mampu memulihkan masa muda atau sama sekali menghambat proses penuaan. Tetapi setidaknya manfaat bawang putih membantu menghambat proses penuaan. Di samping itu, menurut penelitian Memorial Sloan Kettering Cancer Center, bahan kimia SAMC yang terdapat pada bawang putih dapat menghambat pertumbuhan sel kanker. Dengan mengkonsumsi bawang putih, resiko terkena kanker dapat dikurangi.
Kadar kolesterol yang tinggi biasanya menjadi pertanda proses penuaan. Bawang putih yang dikonsumsi secara rutin dalam jangka waktu tertentu dapat membantu menurunkan kadar kolesterol. Zat anti-kolesterol dalam bawang putih yang bernama ajoene menolong mencegah penggumpalan darah.
Dr. Gilles Fillion dari Institute Pasteur di Perancis menduga, bawang putih dapat membantu meredakan stress, kecemasan, dan depresi. Tentunya dengan efek yang lebih lembut. Ia menemukan bahwa bawang putih bermanfaat untuk membantu melepaskan serotonin, yakni bahan kimia yang terlibat dalam pengaturan serangkaian luas suasana hati dan tingkah laku termasuk kecemasan, murung, rasa sakit, agresi, stress, kurang tidur dan ingatan. Kadar serotonin yang tinggi dalam otak cenderung berfungsi sebagai obat penenang yang menentramkan Anda, memudahkan tidur, dan meringankan kemurungan. Bawang putih menolong menormalkan sistem serotonin tersebut.

Sabtu, 16 Oktober 2010

i.n.s.o.m.n.i.a

I never thought that I’d fall in love, love, love, love
But it grew from a simple crush, crush, crush, crush
Being without you girl, I was all messed up, up, up, up
When you walked out, said that you’d had enough-nough-nough-nough

Been a fool, girl I know
Didn’t expect this is how things would go
Maybe in time, you’ll change your mind
Now looking back i wish i could rewind

Because i can’t sleep til you’re next to me
No i can’t live without you no more
Oh i stay up til you’re next to me
Til this house feels like it did before
Feels like insomnia ah ah, Feels like insomnia ah ah
Feels like insomnia ah ah, Feels like insomnia ah ah

Remember telling my boys that I’d never fall in love, love, love, love
You used to think I’d never find a girl I could trust, trust, trust, trust
And then you walked into my life and it was all about us, us, us, us
But now I’m sitting here thinking I messed the whole thing up, up, up, up

Been a fool (fool), girl I know (know)
Didn’t expect this is how things would go
Maybe in time (time), you’ll change your mind (mind)
Now looking back i wish i could rewind

Because i can’t sleep til you’re next to me
No i can’t live without you no more (without you no more)
Oh i stay up til you’re next to me (to me)
Til this house feels like it did before (Because it)
Feels like insomnia ah ah, Feels like insomnia ah ah
Feels like insomnia ah ah (Ah), Feels like insomnia ah ah

Ah, i just can’t go to sleep
Cause it feels like I’ve fallen for you
It’s getting way too deep
And i know that it’s love because

I can’t sleep til you’re next to me
No i can’t live without you no more (without you no more)
Oh i stay up til you’re next to me (to me)
Til this house feels like it did before
Feels like insomnia ah ah, Feels like insomnia ah ah
Feels like insomnia ah ah, Feels like insomnia ah ah

Feels like insomnia ah ah, Feels like insomnia ah ah
Feels like insomnia ah ah, Feels like insomnia ah ah

Jumat, 15 Oktober 2010

Arti CINTA

Seorang pria dan kekasihnya menikah, dan acaranya pernikahannya sungguh megah. Semua teman teman dan keluarga mereka hadir menyaksikan dan menikmati hari yang berbahagia tersebut. Suatu acara yang luar biasa dan mengesankan.

Mempelai wanita begitu anggun dalam gaun putihnya dan pengantin pria dalam tuxedo hitam yang gagah. Setiap pasang mata yang memandang setuju mengatakan bahwa mereka sungguh-sungguh saling mencintai.

Beberapa bulan kemudian, sang istri berkata kepada suaminya, “Sayang, aku baru membaca sebuah artikel di majalah tentang bagaimana memperkuat tali pernikahan” katanya sambil menyodorkan majalah tersebut.
“Masing-masing kita akan mencatat hal-hal yang kurang kita sukai dari pasangan kita. Kemudian, kita akan membahas bagaimana merubah hal-hal tersebut dan membuat hidup pernikahan kita bersama lebih bahagia …”

Suaminya setuju dan mereka mulai memikirkan hal-hal dari pasangannya yang tidak mereka sukai dan berjanji tidak akan tersinggung ketika pasangannya mencatat hal-hal yang kurang baik sebab hal tersebut untuk kebaikkan mereka bersama. Malam itu mereka sepakat untuk berpisah kamar dan mencatat apa yang terlintas dalam benak mereka masing-masing.

Besok pagi ketika sarapan, mereka siap mendiskusikannya.
“Aku akan mulai duluan ya”, kata sang istri.
Ia lalu mengeluarkan daftarnya. Banyak sekali yang ditulisnya, sekitar 3 halaman… Ketika ia mulai membacakan satu persatu hal yang tidak dia sukai dari suaminya, ia memperhatikan bahwa airmata suaminya mulai mengalir …
“Maaf, apakah aku harus berhenti ?” tanyanya.
“Oh tidak, lanjutkan …” jawab suaminya.
Lalu sang istri melanjutkan membacakan semua yang terdaftar, lalu kembali melipat kertasnya dengan manis diatas meja dan berkata dengan bahagia.
“Sekarang gantian ya, engkau yang membacakan daftarmu”.

Dengan suara perlahan suaminya berkata “Aku tidak mencatat sesuatupun di kertasku. Aku berpikir bahwa engkau sudah sempurna, dan aku tidak ingin merubahmu. Engkau adalah dirimu sendiri. Engkau cantik dan baik bagiku. Tidak satupun dari pribadimu yang kudapatkan kurang …”
Sang istri tersentak dan tersentuh oleh pernyataan dan ungkapan cinta serta isi hati suaminya. Bahwa suaminya menerimanya apa adanya ... Ia menunduk dan menangis …

Dalam hidup ini, banyak kali Kita merasa dikecewakan, depressi, dan sakit hati. Sesungguhnya tak perlu menghabiskan waktu memikirkan hal-hal tersebut. Hidup ini penuh dengan keindahan, kesukacitaan dan pengharapan.

Mengapa harus menghabiskan waktu memikirkan sisi yang buruk, mengecewakan dan menyakitkan jika Kita bisa menemukan banyak hal-hal yang indah di sekeliling kita? Saya percaya kita akan menjadi orang yang berbahagia jika kita mampu melihat dan bersyukur untuk hal-hal yang baik dan mencoba melupakan yang buruk.

Sebenarnya......

Kita hidup di dunia bukanlah untuk mencari seseorang yang sempurna untuk dicintai,
tapi untuk belajar bagaimana mencintai seseorang yang tidak sempurna dengan cara yang sempurna.

Cinta sebenarnya adalah membiarkan orang yang kamu cintai menjadi dirinya sendiri dan tidak merubahnya menjadi gambaran yang kamu inginkan atau kamu hanyalah mencintai pantulan dirimu sendiri yang kamu temukan didalam dirinya.
Cinta bukan mengenai seseorang tapi membuat hubungan yang benar; Tidak peduli betapa besarnya cinta yang kamu miliki pada awalnya, melainkan berapa besar cinta yang kamu bentuk sampai akhir hayatmu.

Kadang-kadang yang terbaik dan terindah di dunia tidak dapat dilihat maupun disentuh, tapi dapat dirasakan dihati .,.

Kamis, 14 Oktober 2010

EPIDEMIOLOGI DAN PERANANNYA DI DALAM PEMECAHAN MASALAH KESEHATAN DI MASYARAKAT

Dalam kehidupan masyarakat tidak lepas dari permasalahan kesehatan, baik itu yang nampak mata ataupun kasat mata. Untuk membahas dan menyelesaikan permasalahan tersebut peran epidemiologi dan provider kesehatan sangat penting.
Pada mulanya epidemiologi diartikan sebagai studi tentang epidemi (wabah). Hal ini berarti bahwa epidemiologi hanya mempelajari penyakit-penyakit menular saja tetapi dalam perkembangan selanjutnya epidemiologi juga mempelajari penyakit-penyakit tidak menular (non infeksi), sehingga dewasa ini epidemiologi dapat diartikan sebagai studi tentang penyebaran penyakit pada manusia di dalam konteks lingkungan beserta faktor-faktor yang mempengaruhinya.
Epidemiologi mengkaji mengenai penyakit menular wabah, penyakit menular bukan wabah, penyakit tidak menular dan masalah kesehatan lainnya. Dalam epidemiologi sering dijumpai adanya epidemiologi deskriptif yang mengkaji mengenai peristiwa dan distribusi penyakit dan epidemiologi analitik yang mencakup tentang faktor-faktor yang mempengaruhi distribusi penyakit.
Tujuan utama epidemiologi yaitu mendiagnosis masalah kesehatan masyarakat ; menentukan riwayat alamiah dan etiologi penyakit ; menilai dan merencanakan pelayanan kesehatan. Namun pada dasarnya tujuan yang ingin dicapai adalah mencegah kejadian penyakit, mengurangi dampak penyakit dan meningkatkan status kesehatan manusia. Tujuan –tujuan tersebut dapat dicapai dengan melakukan surveilans epidemiologi dan penelitian epidemiologi. Surveilans epidemiologi meliputi kegiatan mengumpulkan data secara sistematis dan kontinu; pengolahan, analisis dan interpretasi data sehingga menghasilkan informasi; penyebarluasan informasi; dan penggunaan informasi tersebut untuk pemantauan, penilaian dan perencanaan program kesehatan. Pada penelitian epidemiologi pun hampir sama dengan surveilans, hanya saja pada penelitian epidemiologi pengumpulan datanya tidak dilakukan secara kontinu.
Epidemiologi terdiri atas beberapa elemen pendukung, antara lain (a) Frekuensi, yaitu besarnya masalah kesehatan yang terdapat pada sekelompok manusia/masyarakat. Untuk dapat mengetahui frekuensi suatu masalah kesehatan ada 2 hal yang harus dilakukan yaitu: menemukan masalah kesehatan yang dimaksud dan melakukan pengukuran atas masalah tersebut. (b) Penyebaran / Distribusi masalah kesehatan, yaitu menunjuk kepada pengelompokan masalah kesehatan menurut suatu keadaan tertentu. Seperti, menurut ciri-ciri manusia (man), menurut tempat (place), dan menurut waktu (time). (c) Determinan yaitu faktor yang mempengaruhi, berhubungan atau memberi risiko terhadap terjadinya penyakit / masalah kesehatan. Dalam hal ini ada 3 langkah yang lazim dilakukan yaitu : merumuskan hipotesa tentang penyebab, melakukan pengujian, dan menarik kesimpulan.
Dalam proses pembangunan kesehatan saat ini di butuhkan epidemiologi sebagai penyedia data base untuk mengetahui besaran masalah kesehatan. Sebagaimana kita ketahui data dan informasi sebagai produk kegiatan Surveilans epidemiologi, merupakan instrumen pendukung untuk menentukan kebijakan, perencanaan dan penganggaran termasuk untuk pelaksanaan pengendalian faktor risiko. Berdasarkan pengamatan kita sehari-hari, pencatatan dan pelaporan yang mempunyai nilai strategis relatif belum optimal yang diakibatkan dari under recorded & reported, tidak tepat waktu, tidak adekuat, termasuk umpan balik secara berjenjang dari Pusat – Propinsi – Kab/Kota – Puskesmas tidak dilakukan secara baik dan tidak mempunyai mekanisme reward dan punishment.
Saat ini status kesehatan di negara kita masih dalam taraf yang rendah, dengan semakin mewabahnya penyakit menular, gizi buruk, dan lainnya. Dalam menghadapi tantangan tersebut sangat dibutuhkan kapasitas epidemiologi yang memadai di Indonesia. Dalam hal ini termasuk, kemampuan investigasi epidemiologi yang cukup, yang didukung oleh sistem pengumpulan data dan informasi berbasis bukti yang kuat serta tindakan penanggulangan yang tepat guna dan tepat waktu oleh masing-masing otoritas kesehatan. Untuk ini diperlukan SDM kesehatan dengan kompetensi dan ketrampilan epidemiologi yang cukup disemua jenjang admisistrasi kesehatan termasuk di fasilitas pelayan kesehatan (RS, Puskesmas, dll). Sejumlah tenaga yang bekerja dalam tim epidemilogi untuk menggerakkan aksi kesehatan masyarakat dan pelayanan kesehatan di provinsi sampai ke kabupaten / kota sangat dibutuhkan dibawah kepemimpian, bimbingan dan supervisi tim epidemiologi nasional ditingkat pusat.
Dalam suatu perencanaan kesehatan, perlu untuk dipikirkan ketepatan strateginya. baik dalam pelayanan promosi, preventif dan dari segi kuratif dan rehabilitatifnya. Semua orang yang terlibat dalam perencanaan kesehatan seharusnya tahu apa yang dibutuhkan dan diinginkan langsung oleh rakyat yang sebenarnya. Agar Teori dan kenyataan dilapangan dapat berjalan sebagaimana seharusnya. Proses Perencanaan kesehatan tidak terlepas pada isu strategis. Dimana terdapat beberapa komponen penting dalam mendukung terlaksananya program perencanaan kesehatan. Maka epidemiologi memiliki peran strategis untuk menetapakan sebuah kebijakan kesehatan yang termaktub dalam program-program kesehatan.
Epidemiologi dalam tataran pengatur kebijakan untuk melakukan suatu proses perencanaan terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan , yakni
1. Tersedianya dokumen sebagai penguat data bagi semua stake holder yang terlibat dalam dunia kesehatan. Serta adanya telaah kebijakan, sosialisasi, monitoring, dan evaluasi bagi kebijakan yang telah ditetapakan dalam bentuk perundang-undangan agar komitmen terhadap peningkatan kesehatan dapat terwujud.
2. Mampu mempertajam analisis perencanaan kesehatan salah satunya dalam bentuk proses tanya jawab pada stake holder yang terlibat dalam kesehatan.
3. Berpikirlah general atau makro untuk mendapatkan gambaran yang jelas terhadap permasalahan yang kita hadapi, namun berpikir mikro dan detail tetap kita butuhkan. Kapasitas dan kompetensi kita sebagai para profesional di bidangnya menuntut kita harus mampu menangkap dan mendeteksi sekecil apapun potensi masalah dan mencarikan solusi pemecahannya. Walaupun di dalam implementasinya kita harus bertindak strategis sesuai dengan skala prioritas dan sumber daya yang dimiliki.

Wiwin Andriyani
E2A009035
Reg-1
Mahasiswa FKM UNDIP

KEBISINGAN

Di bawah ini contoh kasus tentang Kebisingan :
DAMPAK KEBISINGAN FREKUENSI 6000 DAN 8000 Hz
TERHADAP KETULIAN KARYAWAN K-3
Kerusakan organ pendengaran akibat terpapar kebisingan dalam waktu yang cukup lama lazim disebut trauma bising (noise induced hearing loss). Trauma bising diperkirakan terjadi mulai ditemukannya logam, dan kemudian makin berkembang dengan ditemukannya dinamit, senjata api serta meriam. Perkembangan trauma bising makin terlihat nyata setelah terjadi revolusi industri dengan ditemukannya mesin-mesin pabrik, mesin uap, mesin kendaraan darat, laut dan udara, serta mekanisasi pertanian. Pada dekade akhir abad ini populasi bising melanda bidang musik elektronik, peluncuran roket, penerbangan ruang antariksa dan akhirnya meluas ke rumah tangga berupa industri tradisional maupun elektrifikasi alat-alat rumah tangga (Ballantyne, 1990, Cody, 1981, James, 1975). Kejadian trauma bising mulai dicurigai pada pekerja pabrik berupa kurang pendengaran yang dapat dilacak dari wawancara dan pemeriksaan secara audiometris. Trauma bising terjadi apabila seseorang berada di tempat bising keras antara 85-90 dBA selama 8 jam terus menerus sekitar 3-10 tahun pada frekuensi sedang (1000-3000 Hz dan frekuensi tinggi (4000-8000 Hz) dan tergantung kondisi kesehatan telinga. Mengingat kelainan berkisar pada frekuensi tinggi berupa torehan, maka penderita baru akan berkeluh tentang komunikasi bila kerusakan organ telinga dalam mencapai frekuensi ringan dan sedang (Sugeng, 1990, WHO, 1986). Kejadian perkembangan pesat dibidang elektro-akustik yang telah mampu membuat alat-alat pengukur untuk mengetahui sifat-sifat fisik bising dan dapat mengungkap beberapa variabel bising yang berpengaruh terhadap kerusakan organ pendengaran seperti akibat tingkat kebisingan, lama terpapar dan umur (Cody, 1981). Hasil penelitian menunjukkan lokasi terpapar tingkat kebisingan antara 81-82 dBA dan lokasi tidak terpapar antara 56-58 dBA. Membandingkan hasil penelitian ini dengan 189 lurnal Ekologi Kesehatan Vol 2 No I. April 2003: 185 – 191 Permenkes no. 986/1994 yaitu dengan NAB 78 dBA menunjukkan bahwa tingkat kebisingan di lokasi terpapar telah melebihi nilai ambang batas yang diperbolehkan. Namun bila dibandingkan dengan penelitian lain pada pabrik tekstil bagian tenun antara 106,3-113,3 dBA, bagian persiapan kanji antara 90,2-94,8 dBA menunjukkan hasil penelitian di rumah sakit masih lebih rendah, walaupun NAB untuk industri berbeda yaitu NAB industri 85 dBA. Begitu juga bila dibandingkan dengan tingkat kebisingan pada penggilingan padi dan pabrik paku di Jawa Timur yaitu antara 88-94 dBA (Soebagio, 1992, Suma'mur, 1984). Pada frekuensi 6000 Hz dengan tingkat kebisingan antara 81-82 dBA karyawan yang bekerja di bagian boiler dan laundry yang telah mengalami ketulian sebanyak 76,2% karena menerima risiko kebisingan secara bermakna sebanyak 6,4 kali di bandingkan bila bekerja di bagian umum. Sedang pada frekuensi 8000 Hz, karyawan jang mengalami ketulian sarna dengan pada frekuensi 6000 Hz sebanyak 76,2%. Pada frekuensi 8000 Hz karyawan yang bekerja di bagian boiler dan laundry akan mengalami risiko kebisingan secara tidak bermakna sebanyak 1,6 kali di bandingkan bila bekerja di bagian umum. Lama terpapar yang identik dengan lama kerja atau masa kerja, karyawan dengan masa kerja > 10 tahun dan bekerja di bagian boiler atau laundry pada frekuensi 6000 Hz yang telah mengalami ketulian sebanyak 47,6% karena menerima risiko tidak bermakna ketulian sebanyak 1,9 kali dibandingkan bila bekerja di bagian umum. Sedang pada frekuensi 8000 Hz yang telah risiko tidak bermakna 1,8 kali mengalami ketulian sebanyak 52,4%. Karyawan dengan lama terapar < 10 tahun dan bekerja di bagian boiler atau laundry pada frekuensi 6000 Hz yang berisiko tidak bermakna mengalami ketulian sebanyak 4,5 kali telah mengalami ketulian sebanyak 14,3%. Sedang pada frekuensi 8000 Hz yang 4,5 kali mengalami ketulian sebanyak 14,3%. Ada kesamaan dampak ketulian karyawan yang bekerja < 10 tahun, walaupun berbeda frekuensi. Lama terpapar ditetapkan 10 tahun karena karyawan yang terpapar tingkat kebisingan antara 85-90 dBA selama 8 jam! 190 hari akan mengalami ketulian selama 3-10 tahun (Ballantyne, 1990, James, 1975). Penelitian lain yang memprediksi faktor risiko ratarata didapat nilai OR masih di bawah dari nilai OR yang diteliti di sini (Suma'mur, 1980). Umur ditetapkan sebayak 40 tahun karena seseorang pada usai 40 tahun akan berisiko mengalami ketulian dibandingkan umur kurang dari 40 tahun. Karyawan di bagian boiler atau laundry dibandingkan dengan bekerja di bagian umum dengan umur ~ 40 tahun pada frekuensi 6000 Hz telinga kanan akan berisiko bermakna mengalami ketulian sebanyak 12,8 kali, sedang telinga kiri sebanyak 5,8. Frekuensi 8000 Hz telinga kanan akan menga-lami ketulian sebanyak 14,3kali dan telinga kiri 2,6. Umur <40 tahun pada frekuensi 6000 Hz telinga kanan akan berisiko bermakna mengalami ketulian sebanyak 5,8 kali, sedang telinga kiri sebanyak 1,3, namun tidak bermakna. Frekuensi 8000 Hz telinga kanan akan mengalami ketulian sebanyak 3,5 kali dan telinga kiri 2 kali, namun tidak bermakna. Penelitian lain seperti pada pabrik tekstil, pabrik paku dan penggilingan umumnya umur hanya diambil sampai umur 40 tahun (Mulyono, 1991, Suma'mur, 1984) Hasil Ulasan : 1. Pengertian Kebisingan • Bising dalam kesehatan kerja, bising diartikan sebagai suara yang dapat menurunkan pendengaran, baik secara kwantitatif (peningkatan ambang pendengaran ) maupun secara kwalitatif (penyempitan spektrum pendengaran) berkaitan dengan faktor intensitas, frekwensi, durasi dan pola waktu. • Kebisingan didefenisikan sebagai suara yang tak dikehendaki, misalnya yang merintangi terdengarnya suara-suara, musik dsb, atau yang menyebabkan rasa sakit atau yang menghalangi gaya hidup. 2. Macam-macam tingkat kebisingan 3. Orang –orang yang rentan terpapar oleh kebisingan Orang yang rentan terhadap paparan kebisingan adalah orang yang langsung berhubungan/berinteraksi dengan sumber kebisingan, dalam hal ini yaitu para pekerja di industri dan perusahaan yang menggunakan alat-alat dengan tingkat kebisingan tinggi, sehingga mempengaruhi tingkat pendengaran terhadap para pekerja tersebut. 4. Akibat-akibat kebisingan 1. Akibat-akibat badaniah a. Kehilangan pendengaran > Perubahan ambang batas sementara akibat kebisingan, Perubahan ambang batas permanen akibat kebisingan
b. Akibat-akibat fisiologis > Rasa tidak nyaman atau stres meningkat, tekanan darah meningkat, sakit kepala, bunyi dering
2. Akibat-akibat psikologis
a. Gangguan emosional > Kejengkelan, kebingungan
b. Gangguan gaya hidup > Gangguan tidur atau istirahat, hilang konsentrasi waktu bekerja, membaca dsb.
c.Gangguan pendengaran > Merintangi kemampuan mendengarkann TV, radio, percakapan, telpon dsb.
5. Langkah langkah menanggulangi kebisingan
1. Memeriksa pendengaran
a.Melakukan pemeriksaan fisik.
b.Melakukan pemeriksaan telinga, hidung, dan tenggorokan perlu
dilakukan secara lengkap dan seksama untuk menyingkirkan penyebab
kelainan organik yang menimbulkan gangguan pendengaran seperti infeksi
telinga.
c.lakukan pemeriksaan saraf pusat perlu dilakukan untuk menyingkirkan
adanya masalah di susunan saraf pusat yang (dapat) menggangggu
pendengaran. Pemeriksaan dengan garpu tala.
6. Program pemeliharaan pendengaran (hearing program conservation)
a. pemeriksaan audiometri berkala
b. Melakukan pengawasan dan pengendalian administrasi merupakan upaya pelaksanaan lain yang dapat dilakukan oleh dokter dan tenaga kesehatan di lingkungan kerja
c. Penggunaan alat pelindung telinga seperti earplug dan earmuffs
7. Pengaruh dan dampak dari kebisingan, antara lain:
a. Gangguan fisiologis (gangguan yang langsung terjadi pada faal manusia) , meliputi : peredaran darah terganggu, otot-otot menjadi tegang, gangguan tidur, gangguan pencernaan, gangguan pada sistem syaraf, gangguan pendengaran.
b. Gangguan psikologis (gangguan yang secara tidak langsung terhadap manusia dan sukar untuk diukur, hal ini tergantung kepada :
1. Keadaan pribadi masing-masing, contoh : lelah, jenuh dan marah
2. Lingkungan, contoh : lingkungan pribadi dan lingkungan umum
3. Sifat bising, contoh : monoton (tidak mengganggu), tidak bisa diramalkan (mengganggu).
c. Pengaruh Bising terhadap Manusia
Pengaruh bising terhadap produktifitas kerja :
1. Kuantitas hasil kerja sama, kualitas berbedabila dalam keadaan bising
2. Kerja yang banyak menggunakan pemikiran lebih banyak terganggu dibanding dengan kerja manual.
3. Pengaruh positif
Menambah produktifitas (musik)
Agar kebisingan tidak mengganggu kesehatan atau membahayakan perlu diambil tindakan seperti penggunaan peredam pada sumber bising, penyekatan, pemindahan, pemeliharaan,penanaman pohon, pembuatan bukit buatan ataupun pengaturan tata letak ruang dan penggunaan alat pelindung diri sehingga kebisingan tidak mengganggu kesehatan atau membahayakan.

Selasa, 12 Oktober 2010

Tuit-tuit aja

When I need you

I just close my eyes and I'm with you

And all that I so want to give you

It's only a heartbeat away

SeJenak

Apa makna hidup di bumi
Tak bisa dijawab harus dijalani
Aku adalah diri sendiri
Bukan kamu, bukan dia, bukan mereka
Aku adalah aku...
Aku adalah aku....